De Essensbox, Robot Penyimpanan Makanan dari MAN 1 Surakarta

7:46 PM

Kebiasaan meniup makanan yang masih panas menjadi sesuatu yang lumrah dilakukan orang. Padahal kebiasaan ini sangat tidak higienis karena bisa menyebarkan penyakit. Hal inilah yang mendorong 3 siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta yaitu Tiara Vania Wijaya,  Fitria Nur Ramadhani dan Mufti Muammarul Haq dari program Boarding School Sains Riset menciptakan robot penyimpanan makanan yang disebut "Die Essensbox" , diambil dari bahasa Jerman yang berarti "Kotak Makanan".

Menurut Prihantoro Eko Sulistyo selaku pembina robotik MAN 1 Surakarta,

tujuan utama robot ini adalah meminimalisir kebiasaan buruk meniup makanan yang suhunya panas agar menjadi dingin dan siap dimakan. Karena dengan meniup makanan dapat membahayakan kesehatan.

"Apalagi saat ini masih pandemi covid-19 tentu kebiasaan ini sangat tidak dianjurkan karena terkait droplet yang akan jatuh ke dalam makanan," ujar Prihantoro, kamis (24/9/2021). Ditambahkan Prihantoro, robot ini diikutkan dalam

lomba "ASEAN Robotic Day" yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 28 Jakarta. Event dua tahunan ini diikuti oleh peserta dari negara-negara ASEAN dan meraih juara ketiga.

MAN 1 Surakarta mengirimkan tim bernama Lusavor. Menurut salah satu anggota tim, Mufti Muammarul Haq, proses 

lomba dibagi menjadi 2 babak yaitu babak Paper Test yang dilaksanakan pada  21 September 2021 dan babak presentasi tanggal 22 September 2021.

"Seluruh rangkaian lomba dilaksanakan secara daring menggunakan aplikasi zoom. Dalam kesempatan ini MAN 1 Surakarta mengikuti kategori Creative Senior," kata siswa kelas 11 IPA 1 Boarding School Sains Riset ini.

Menurut Muammarul, robot ini memiliki komponen diantaranya sensor DHT 11 untuk mendeteksi suhu dan kelembaban, Cooling Fan Mini, LED warna merah, hijau, kuning untuk notifikasi, Arduino Uno untuk mikrokontroler dan 

Adaptor untuk konvert arus AC menjadi DC. Cara kerja robot ini, lanjut Muammarul, ketika ada makanan/minuman panas dimasukkan ke Die Essensbox, panas dan kelembaban akan terdeteksi oleh sensor DHT 11, data tersebut akan diolah oleh arduino, kemudian arduino akan memerintahkan cooling fan untuk berputar sehingga suhu akan menurun, data suhu akan terpantau di LCD. 

"Ketika suhunya masih panas, LED merah akan menyala, jika suhu hangat, LED hijau menyala, jika suhunya normal/sama dengan suhu ruangan, LED biru akan menyala. Pengguna bebas untuk memilih menyantap makanan pada keadaan hangat atau normal. Sehingga bisa dikatakan Die Essensbox adalah robot yang mampu menurunkan suhu makanan/fresh food yang baru saja diolah dalam waktu cepat utk siap di konsumsi," urai Muammarul. Data Kelembaban juga bisa diamati pada layar LCD, sebagai deteksi awal adanya mikroba yang mengontaminasi makanan.

Sementara itu Slamet Budiyono selaku kepala madrasah sangat mengapresiasi prestasi yang diraih para siswa. 

"Tentu menjadi kebanggaan kita semua bahwa siswa siswi kami mampu mengukir prestasi bidang robotik secara nasional. Apalagi kreasi dan inovasi yang dibuat sangat relevan dengan kondisi saat ini. Sebelumnya siswa kami juga menciptakan robot pembantu apoteker yang diberi nama De Pharmacist. Hal ini menunjukkan bahwa semangat berkreasi dan berinovasi masih tetap ada walaupun situasi pandemi. Semoga apa yang dihasilkan siswa siswi kami bisa membawa manfaat bagi masyarakat luas, pungkas Slamet Budiyono.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

DUKUNG KAMI DALAM ZI WBK

DUKUNG KAMI DALAM ZI WBK